DAFTAR BERITA

Search this blog

Google Translator

Kamis, 07 Oktober 2010

Penyebab Al-Qaeda Semakin Kuat


Dua petingga Al Qaeda, Abu Omar al-Baghdadi (kiri) dan Abu Ayyub al-Masri yang tewas di Irak
Keamanan Eropa tampak mencemaskan. Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Swedia, Australia, dan bahkan Jepang, memperingatkan warganya yang berencana bepergian ke Eropa. Para warga itu diminta waspada terhadap kemungkinan serangan Al Qaeda dan jaringannya terhadap sejumlah sasaran strategis di Eropa.

Menurut laporan Fox News, Minggu (3/10/2010), dengan mengutip pejabat intelijen, jaringan Al Qaeda telah memiliki daftar soal target serangan di Eropa, di antaranya menara Eiffel di Paris (Perancis), Hotel Adlon yang mewah di dekat Gerbang Brandenburg di Berlin (Jerman), Katedral Notre Dame di Paris (Perancis), serta Stasiun Pusat Berlin dan landmark kota Berlin, yaitu menara Alexanderplatz TV.

Majalah Jerman Der Spiegel melaporkan, adalah tokoh Al Qaeda asal Mauritania, Sheikh Yunis al-Mauretani, yang merancang rencana serangan. Rencana itu didukung Ahmad Siddiqui, warga negara Jerman yang kini ditahan di penjara Pangkalan Udara Amerika Serikat di Bagram, Afganistan.

Siddiqui diduga bertemu Sheikh Yunis al-Mauretani di Mir Ali, Waziristan Utara di Pakistan. Siddiqui ditangkap di Kabul, awal Juli.

Pada 28 September, jaringan televisi Inggris, Sky News, melaporkan bahwa badan-badan intelijen Eropa berhasil menggagalkan rencana serangan terhadap London di Inggris serta sejumlah kota utama di Perancis dan Jerman.

Serangan tersebut diduga akan dilakukan oleh para militan yang berbasis di Pakistan dan aksinya akan mirip seperti serangan Mumbai, India, tahun 2008. Serangan teroris terhadap sejumlah hotel dan komunitas Yahudi di Mumbai dilakukan mendadak dan sekaligus berlangsung di beberapa lokasi. Akan tetapi, tingkat kesiagaan India sudah barang tentu amat jauh dari standar Barat.

Kecemasan Eropa semakin beralasan. Pesawat tempur tanpa awak AS, Senin, berhasil menewaskan lima militan berkewarganegaraan Jerman di sebuah rumah di desa Mir Ali, Waziristan Utara. Warga Jerman tersebut asal Turki dan Arab.

Kantor polisi federal Jerman memperkirakan, 220 warga negara Jerman mendapat latihan militer di Pakistan dan Afganistan, 70 orang di antaranya diduga telah kembali ke Jerman.

Pejabat senior intelijen Pakistan juga mengungkapkan, terdapat sekitar 60 warga Jerman yang diduga berada di Pakistan dan Afganistan.

Aparat keamanan Perancis, Rabu, juga dilaporkan menahan 12 tersangka terkait jaringan Pakistan-Afganistan di Perancis. Operasi oleh aparat keamanan Perancis itu dilakukan setelah muncul informasi dari warga Perancis asal Aljazair yang baru kembali dari Afganistan. Dia memberi tahu tentang adanya jaringan Pakistan-Afganistan di Perancis. Warga Perancis asal Aljazair itu ditangkap aparat keamanan Italia, beberapa hari lalu.

Mengapa meningkat

Mengapa ancaman Al Qaeda semakin marak di Eropa?

Pertama, Al Qaeda memiliki sumber pendanaan baru dari uang tebusan melalui aksi penyanderaan sejumlah warga Barat di negara-negara Arab Maghribi dan Gurun Sub-Sahara, seperti Mali, Niger, Mauritania, dan Aljazair.

Selain itu, sumber dana baru itu didapat dari uang tebusan dari pembajakan kapal-kapal di Teluk Aden dan lepas pantai Somalia oleh sejumlah loyalis Al Qaeda yang marak beberapa tahun terakhir ini.

Kedua, keberhasilan Al Qaeda merekrut pemuda imigran dan generasi kedua atau ketiga dari imigran asal Pakistan, Turki, dan Arab Maghribi.

Tokoh Al Qaeda asal Mauritania, Sheikh Yunis al-Mauretani, merancang rencana serangan di Eropa. Hal ini merupakan salah satu bukti keberhasilan Al Qaeda membangun jaringan dengan imigran asal Arab Maghribi.

Kedekatan Eropa secara geografis dengan Arab Maghribi, yang sarat dengan aktivitas luar biasa Al Qaeda, turut meningkatkan potensi serangan. Arus imigrasi ilegal dari Arab Maghribi dan Afrika ke Eropa membuka peluang bagi mudahnya loyalis Al Qaeda menyusup.

Sikap sejumlah pemerintahan di Eropa, yang tampak lemah menghadapi Al Qaeda, ikut berperan meningkatkan ancaman serangan yang dilakukan Al Qaeda di Eropa.

Pemerintah Spanyol, misalnya, melakukan perundingan dengan Al Qaeda sayap Sub-Sahara dan membayar uang tebusan 8 juta euro demi pembebasan dua warga Spanyol yang disandera di wilayah perbatasan antara Mauritania dan Mali, beberapa waktu lalu.

Pemerintah Spanyol juga terpaksa menarik pasukan dari Irak demi memenuhi tuntutan Al Qaeda yang mengancam akan kembali melakukan peledakan stasiun kereta api. Ledakan pernah terjadi di Madrid pada tahun 2004 karena Spanyol tidak mau menarik pasukan dari Irak.

Pemerintah Perancis kini juga sedang melakukan perundingan dan siap membayar uang tebusan untuk pembebasan lima warganya yang disandera Al Qaeda di Niger Utara sejak akhir September. Tindakan Perancis berunding dengan Al Qaeda sayap Arab Maghribi (AQIM) saat ini dilakukan lagi.

Pembebasan dengan cara militer pernah gagal sehingga Perancis memilih pembebasan lewat perundingan. Seorang warga Perancis bernama Michel Germaneau (78) disandera Al Qaeda pada Juli lalu. Warga Perancis ini akhirnya dihukum mati oleh Al Qaeda setelah pembebasan ala militer yang gagal itu. (MTH)
kompas.com

0 comments:

Posting Komentar

 

© Newspaper Template Copyright by Headline News | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks