Paus Benedict XVI bertemu dengan sejumlah remaja di dek sebuah kapal di Malta (18/4). AP/Antonio Calanni
Malta - Menyusul skandal pelecehan seksual yang melanda gereja Katolik beberapa bulan terakhir, Paus Benedict XVI secara pribadi hari Minggu menemui sekelompok korban pelecehan seksual oleh para pendeta. Paus menyampaikan rasa malu dan duka citanya atas keadaan yang menimpa mereka, kata Vatikan.
"Paus sangat terharu atas cerita-cerita mereka dan menyampaikan rasa malu dan duka citanya atas apa yang dialami para korban dan keluarganya," kata Vatikan dalam sebuah pernyataan setelah Paus bertemu delapan pria Malta yang dilecehkan saat mereka muda dalam sebuah panti asuhan.
"Dia berdoa bersama mereka dan menjamin bahwa gereja akan bertindak, dan akan terus bekerja, dengan seluruh kekuatannya untuk menyelidiki dugaan itu, melaporkan mereka yang bertanggng jawab atas pelecehan dan melakukan tindakan efektif untuk menjaga anak-anak muda di masa depan," kata pernyataan itu.
Gereja menghadapi gelombang tuduhan dalam beberapa bulan ini, yaitu telah menutup-nutupi pelecehan seksual anak-anak oleh pendeta dan gagal mengambil tindakan hukum gereja untuk menghukum para pendeta pedofil dan memindahkan mereka dari pekerjaan bersama anak-anak.
Minggu lalu Vatikan menerbitkan sebuah petunjuk yang menjelaskan prosedur yang harus diikuti uskup dalam kasus-kasus pelecehan.
Namun, hingga Minggu, Paus tidak secara langsung menyebut isu tersebut sejak skandal itu terungkap.
Lawrence Grech, 37, salah satu pria yang bertemu dengan Paus hari Minggu, mengatakan pertemuan itu sebuah penebusan.
"Anda berdoa untuk saya dan mengisi kekosongan yang saya rasakan 25 tahun terakhir," kata Grech kepada Paus. "Saya kehilangan iman, segalanya, karena orang-orang seperti anda telah melakukan kerusakan pada saya."
"Saya bangga dengan anda," kata Paus, menurut Grech. "Saya berdoa untuk anda atas keberanian anda untuk datang dan berbicara."
Grech adalah salah satu dari 10 pria pada 2003 yang mengajukan gugatan kriminal terhadap empat pendeta yang menurut mereka telah melecehkan mereka saat mereka berada di sebuah panti asuhan di Malta. Dia dan lainnya telah mengeluhkan bahwa keuskupan Malta telah menyelidiki kasus itu selama tujuh tahun namun tidak mengambil tindakan terhadap para pendeta. Tiga masih bekerja sebagai pendeta di Malta dan satu sekarang di Italia, kata Grech.
Paus bertemu dengan para korban selama 20 menit dalam kapel Apostolic Nunciature di Malta, jauh dari media. Dua uskup lokal dan beberapa anggota rombongan Paus juga hadir. "Suasananya sangat antusias namun tenang," kata juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, dalam konferensi pers.
Ini merupakan kunjungan keempat Paus yang serupa. Dia juga bertemu dengan korban pelecehan saat mengunjungi Amerika dan Australia tahun 2008, dan di Roma tahun lalu.
"Paus sangat terharu atas cerita-cerita mereka dan menyampaikan rasa malu dan duka citanya atas apa yang dialami para korban dan keluarganya," kata Vatikan dalam sebuah pernyataan setelah Paus bertemu delapan pria Malta yang dilecehkan saat mereka muda dalam sebuah panti asuhan.
"Dia berdoa bersama mereka dan menjamin bahwa gereja akan bertindak, dan akan terus bekerja, dengan seluruh kekuatannya untuk menyelidiki dugaan itu, melaporkan mereka yang bertanggng jawab atas pelecehan dan melakukan tindakan efektif untuk menjaga anak-anak muda di masa depan," kata pernyataan itu.
Gereja menghadapi gelombang tuduhan dalam beberapa bulan ini, yaitu telah menutup-nutupi pelecehan seksual anak-anak oleh pendeta dan gagal mengambil tindakan hukum gereja untuk menghukum para pendeta pedofil dan memindahkan mereka dari pekerjaan bersama anak-anak.
Minggu lalu Vatikan menerbitkan sebuah petunjuk yang menjelaskan prosedur yang harus diikuti uskup dalam kasus-kasus pelecehan.
Namun, hingga Minggu, Paus tidak secara langsung menyebut isu tersebut sejak skandal itu terungkap.
Lawrence Grech, 37, salah satu pria yang bertemu dengan Paus hari Minggu, mengatakan pertemuan itu sebuah penebusan.
"Anda berdoa untuk saya dan mengisi kekosongan yang saya rasakan 25 tahun terakhir," kata Grech kepada Paus. "Saya kehilangan iman, segalanya, karena orang-orang seperti anda telah melakukan kerusakan pada saya."
"Saya bangga dengan anda," kata Paus, menurut Grech. "Saya berdoa untuk anda atas keberanian anda untuk datang dan berbicara."
Grech adalah salah satu dari 10 pria pada 2003 yang mengajukan gugatan kriminal terhadap empat pendeta yang menurut mereka telah melecehkan mereka saat mereka berada di sebuah panti asuhan di Malta. Dia dan lainnya telah mengeluhkan bahwa keuskupan Malta telah menyelidiki kasus itu selama tujuh tahun namun tidak mengambil tindakan terhadap para pendeta. Tiga masih bekerja sebagai pendeta di Malta dan satu sekarang di Italia, kata Grech.
Paus bertemu dengan para korban selama 20 menit dalam kapel Apostolic Nunciature di Malta, jauh dari media. Dua uskup lokal dan beberapa anggota rombongan Paus juga hadir. "Suasananya sangat antusias namun tenang," kata juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, dalam konferensi pers.
Ini merupakan kunjungan keempat Paus yang serupa. Dia juga bertemu dengan korban pelecehan saat mengunjungi Amerika dan Australia tahun 2008, dan di Roma tahun lalu.
tempointeraktif.com
0 comments:
Posting Komentar