Dubai - Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang bekerja di luar negeri seakan tak pernah sepi dari cerita lara dibanding suka. Seperti yang dialami Cholisoh (30), TKW asal Cianjur, Jawa Barat ini. Selama satu tahun jadi TKW, Cholisoh digaji 800 real per bulan dengan waktu kerja 24 jam, bahkan saat sedang sakit.
"Saya minta pulang karena sakit jantung, sudah diperiksakan ke 3 rumah sakit di sana. Saya nggak kuat, kerjanya siang malam. Siang kerja di rumah majikan saya, malamnya dijemput anak majikan disuruh kerja di sana," ujar Cholisoh saat berbincang-bincang dengan detikcom di Bandara Internasional Dubai, Minggu (14/3/2010) dini hari.
Cholisoh, yang saat itu didampingi rekannya, Rina, tampak pucat dan terengah-engah karena mencari terminal keberangkatan untuk melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Padahal, Cholisoh sampai di Bandara Dubai sejak Sabtu pukul 20.00 WIB.
"Saya kerja di Dammam, Arab Saudi, berangkat jam 11.00 terus tadi disuruh ke kantor (agen TKI) tadi dan diantar ke Bandara Bahrain," imbuhnya.
Perempuan beranak dua ini mengaku membeli tiket pulang dari gajinya sebesar 1 bulan, namun gaji 2 bulan terakhirnya tidak dibayarkan. Saat pulang pun, bekal yang diberikan majikannya minim, 50 real.
"Tiket pesawatnya 700 real, harusnya kan bisa kembali 100. Trus gaji saya yang 2 bulan nggak dikasihkan," keluh Cholisoh.
Cholisoh betah bekerja selama setahun dalam keadaan seperti itu, karena dia harus menopang hidup kedua anaknya yang berusia 4 dan 8 tahun. Sementara suaminya tidak mempunyai pekerjaan tetap di kampung. "Terus majikan saya janda, nggak ada majikan laki-lakinya. Jadi aman, makanya saya betah," tuturnya.
Dia pun bingung ketika sampai di Jakarta, bagaimana akan melanjutkan perjalanan ke kampungnya di Cianjur. Cholisoh menambahkan, setiba di Jakarta mereka tiba-tiba langsung dipegang dan diseret pihak-pihak tertentu yang mengaku travel dari agen TKI.
"Kita diminta uang nanti Rp 350 ribu. Nggak tahu nanti bagaimana," tuturnya.
Hal itu diperkuat oleh rekannya, Rasiah. Rasiah mengaku setelah turun dari pesawat, mereka tidak bisa ke mana-mana karena sudah 'dipegang'.
"Kita nggak bisa lari, karena sudah dipegangi. Mau naik bus nggak bisa. Kita diminta Rp 400 ribu, tapi memang diantar sampai rumah," ujar perempuan dari Kuningan, Jawa Barat ini.
Rasiah sendiri lebih beruntung karena mendapat majikan baik hati. "Saya pulang karena orang tua sudah tua sekali. Takut nanti nggak nutut dan nggak bisa ketemu," ujarnya.
Sumber : detik.com
Minggu, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar