BAGHDAD - Bayi Lahir di Fallujah dengan Kondisi Cacat Perang memang hanya menimbulkan kesengsaraan bagi manusia.
Kenyataan pahit ini tidak cuma dihadapi orang dewasa saja. Namun, bayi-bayi mungil tak berdosa yang baru lahir di Fallujah, Irak, pun merasakannya.
Sejak invasi Amerika Serikat (AS) 2003 silam, ribuan bayi di kota tersebut harus mengalami cacat sejak lahir karena perang. Banyak keluarga bahkan memilih untuk meninggalkan Fallujahh demi kebaikan keturunan mereka.
Pada 2004, tentara Al Qaeda menyerang Fallujah hingga memaksa AS membuat markas militer di ibu kota Propinsi Anbar yang dikuasai kaum Sunni tersebut. Sejak itulah dokter, ahli kandungan dan orang tua mulai sering melaporkan adanya kasus bayi lahir catat.
Banyak pihak meyakini senjata AS lah yang menyebabkan semuanya. Fallujah berjarak kurang dari 65 km dari Baghdad. Tapi, kota ini masih berbahaya untuk dimasuki. Maka, tak ada investigasi medis resmi, tentunya oleh tim Barat, terhadap tuduhan bahwa senjata yang digunakan Amerika menyebabkan masalah serius.
Menurut dr Samira al-Ani, dokter kandungan di Rumah Sakit Umum Fallujah, tiap hari ada dua sampai tiga bayi yang dilahirkan dalam kondisi cacat. Sebagian besar menunjukkan masalah jantung. Dengan demikian, setidaknya ada 1.000 bayi yang lahir catat setiap tahun. Angka ini sangat tinggi dibandingkan sebelum tentara AS berada di sana.
"Saya seorang dokter dan saya harus berpikir secara ilmiah. Saya tidak memiliki bukti atau dokumentasi apapun. Yang hanya bisa saya katakan adalah tahun demi tahun angka kelahiran bayi catat semakin meningkat," jelas salah satu dokter. Dokter itu enggan menuturkan lebih lanjut tentang masalah itu.
Sementara, pemerintah Fallujah tidak memiliki catatan resmi terkait masalah tersebut. Malik Hamadan, periset Irak asal Inggris, mengungkapkan, para dokter di Fallujah melihat meningkatnya masalah kelainan jantung dan sistem saraf.
"Saya melihat tayangan ada bayi yang lahir dengan mata di tengah keningnya, ada juga yang lahir dengan hidung di keningnya," ujarnya kepada BBC.
Menurut Hamadan, berdasarkan data dari Januari tahun ini, rata-rata kelahiran dengan kelainan jantung mencapai 95 per 1.000 kelahiran, atau 13 kali lipat dibanding di Eropa. Militer AS belum mau berkomentar tentang kenyataan miris tersebut.
Mereka malah menegaskan kalau pihaknya selalu memberi perhatian terhadap penduduk setempat, termasuk dalam urusan kesehatan. "Tidak ada penelitian apapun yang bisa mengindikasikan kalau senjata kami menimbulkan masalah kesehatan yang serius," tandas Michael Kilpatrick, Direktur Komunikasi Sistem Kesehatan Militer AS.
Kendati AS terus membantah, penduduk setempat tetap meyakini senjata AS lah penyebab tingginya bayi catat di Fallujah. Penduduk setempat semakin terpinggirkan karena tidak ada satupun dokter yang mau membuka mulut soal ketidakberesan tersebut.
Mereka terlalu takut karena permasalahan itu bisa menimbulkan hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah Iran dan AS.
Dalam pendapat penduduk Fallujah, tingginya angka kelahiran bayi catat bersumber dari air yang mereka minum. Militer AS diperkirakan memakai senjata fosfor putih untuk menghancurkan bangunan dan melawan Al Qaeda.
Puing-puing bangunan yang diruntuhkan AS itu kemudian dibuang ke sungai tanpa mempertimbangkan kalau sungai itu menjadi sumber mata air utama penduduk Fallujah, terutama untuk kebutuhan minum.
Kondisi inilah yang membuatbayi-bayi tak berdosa itu menderita. Salah satu bayi di kota itu harus mengalami kerusakan otak dan bayi lain memiliki enam jari di masing-masing tangannya.
sumber : okezone.com
0 comments:
Posting Komentar